Rabu, 29 Januari 2014

Anatomi Ginjal

Anatomi Ginjal

 

 

 ANATOMI SISTEM  PERKEMIHAN

Ø  Oleh
Ø  Darsini.,S.Kep,Ns.MKes


Ø  Anatomi Sistem Perkemihan
Ø  Ginjal
Ø  Ureter
Ø  Kandung kemih
Ø  Uretra
Ø  Ginjal
·           Sepasang organ yg berbentuk spt kacang buncis, berwarna coklat agak kemerahan
·           Terdapat dikedua sisi kolumna vertebral posterior, terbentang dari vertebra thorakalis ke-12 sampai lumbalis ke-3
·           Ginjal kiri lebih tinggi 1,5-2 cm dari ginjal kanan
·           Ginjal berukuran 12 cm x 7, berat 120-150 gr
·           Darah masuk ginjal 21 % dari CO (1200 ml/ menit) è 1 % menjadi urine


Ø  Susunan fungsional ginjal
·         Glomerolus è filtrasi
·         Tubulus proksimal  penyerapan dan sekresi
·         Ansa henle
·         Tubulus distal
·         Ductus koligentes

Ø  URETER
·         Urine dari tubulus è duktus pengumpul  pelvis renalis  ureter
·         Ureter : struktur tubular, panjang 25-30 cm, diameter 1,25 cm
·         Membentang pada posisi retroperitoneum dalam rongga panggul (pelvis)
·         Dinding ureter terdiri 3 lapis :lapisan membran mukosa (dlm), serabut otot polos, jaringan penyambung fibrosa
·         Masuknya urine kedlm kandung kemih : gerakan peristaltik dari serabut otot polos èbentuk semburan ; mencegah refluks
·         Apabila terjadi obstruksi (kalkulus renalis) è gerakan peristaltik kuat  nyeri (kolik ginjal)
Ø  KANDUNG KEMIH
ž  Merupakan organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot, tempat penampung urine è organ eksresi
ž  Dlm keadaan kosong terletak dlm rongga panggul (dibelakang simfisis pubis), pria : rectum bag posterior, wanita : dinding anterior uterus & vagina
ž  Dlm keadaan penuh dpt membesar & membentang sampai ketas simfisis pubis
ž  Mampu menampung 600 ml urine, pengeluaran urine normal 300 ml.
ž  Dinding kandung kemih terdiri atas 4 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan sub mukosa,, lapisan otot, lapisan serosa
Ø  URETRA
ž  Membran mukosa yg melapisi uretra & kelenjar uretra mensekresi lendir kedlm saluran uretra
ž  Lendir bersifat bakteriostatis & membentuk plak mukosa è mencegah masuknya bakteri.
ž  Panjang uretra wanita : 4-6,5 cm ; laki-laki : 20 cm

FUNGSI GINJAL
      Alat ekresi
      Mengatur :
             - Jumlah Cairan Tubuh (dipertahankan 60% dari BB)
             - Osmolaritas cairan ekstrasel (minum ­   kencing )
             - Konsentrasi  ion dalam cairan tubuh (Na dan K)
             - Keseimbangan asam basa (diatur oleh ion H)
      Alat endokrin dengan mensekresi :
             - Renin (mengatur tekanan darah)
             - Renal Erytropotic Factor  (proses pembentukan eritrosit)

Nephron : Satu unit kesatuan fungsional dari ginjal, terdiri dari :
      Glomerulus + Kapsula Bowman
      Tubulus Proksimalis (Tubulus Kontortus Proksimalis)
      Lengkung Henle (Loop of Henle) :
             - Pars Descenden (Thin segment)
             - Pars Ascenden (Thick segment)
4. Tubulus Distalis (Tubulus Kontortus Distalis)
5. Ductus Colligentes (Collecting Duct)

* Tiap ginjal mengandung 1,3 juta nephron

Ada 2 Tipe Nephron :
1. Cortical Nephron : Nephron dg glomerulus pd cotex ginjal bagian luar dan mempunyai lengkung Henle yg pendek
2. Juxtamedullary Nephron : Nephron dg glomerulus pd bagian juxtameduler dari cortex ginjal dan mempunyai lengkung Henle yg panjang, masuk ke dalam pyramida renalis

   Cairan Filtrat Glomerulus ®Ductus Colligentes  Papilla Renalis  Pelvis Renalis  Ureter  Vesica Urinaria (kandung Kemih)

       GLOMERULUS     

   Dibentuk : oleh invaginasi gerombolan kapiler ke dalam ujung buntu tubulus yang melebar, sehingga terbentuk capsula Bowman

      Terdiri 2 lapisan :
      1. Pars Parietalis : lapisan luar
      2. Pars Visceralis : lapisan dalam

     Kapiler Glomerulus dapat aliran darah dari Vas Afferent dan diteruskan ke vas Efferent
   Darah dari kapiler glomerulus dipisahkan dari cairan filtrat golmerulus dalam kapsula Bowman oleh filter yg terdiri dari 3 lapisan :
      1. Endothelium kapiler
      2. Lamina Basalis
      3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula Bowman

Pori Pori
   1. Endothelium kapiler (10 nm)
      2. Lamina Basalis (8 nm)
      3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula Bowman  
       (25 nm)


! Glomerulus terjadi ultrafiltrasi dari darah ok  
     tekanan hidrostatik dari darah dalam kapiler  
     glomerulus
Ø    Protein kecil lolos tetapi jumlah sedikit  
     maka diabaikan sehingga ultrafiltrat dalam 
     ruang kapsular mempunyai susunan sama dg 
     plasma kecuali protein
Ø      Luas total area kapiler glomerulus 0,8 m2

                       Ultrafiltrat = plasma - Protein


     TUBULUS PROKSIMALIS

·           Panjang 15 mm, diameter 55 mm
·           Dinding dibentuk oleh satu lapisan sel yg berhubungan erat satu   sama lain di daerah Tight Junction dan disebelah samping kanan kiri sel tsb terdapat ruang ekstrasel disebut Lateral Intercelluler Spaces
·           Permukaan sel yg menghadap lumen ada microvilli disebut Brush Border





     LOOP OF HENLE

Terdiri dari :
·                             Pars descenden loop of Henle yg mempunyai sel epitel berbentuk pipih, panjang 2-14 mm
·                             Pars ascenden Loop of Henle
             - Banyak mitikondria
             - Berakhir di Macula Densa
             - Berdampingan dg Vas Afferent yg dindingnya diliputi sel 
           juxtaglomeruler yg memproduksi renin

    TUBULUS DISTAL

·                             Panjang 20 mm
·                             Diliputi epitel yang lebih  pipih
·                             Tidak dijumpai Brush Border
·                             Bermuara pada Ductus Colligentes
·                             Panjang total nephron termasuk ductus colligentes 45-65 mm

       DUCTUS COLLIGENTES

·                             Panjang 20 mm
·                             Menampung beberapa tub. Distalis
·                             Bermuara ke papila renalis untuk mengosongkan isinya ke pelvis
PEMBULUH DARAH

  Aorta                                               V. Cava Inverior

  A. Renalis                                         V. Renalis

 A . Interlobaris                                             V. Interlobaris

 A.   Arcuata                                       V. Arcuata

 A  Interlobaris                                              V. Interlobaris

Vas Afferent                                        V. Plexus Peritubuler

Glomerulus                                         Vas Efferent

      Vas Afferent Glomerulus juxtamedular


Membentuk


Vasa Recta

ALIRAN DARAH GINJAL

Renal Blood Flow/RBF (aliran darah ginjal, pria 70 kg 
                                                         kira kira 1200 ml/menit)
Cardiac Output  (Curah jantung, pria 70  kg kira kira 5000
                                          ml/menit)

Renal Fraction (cardiac output total yg melewati ginjal) :

                             1200
Renal Fraction :   -------------------- X 100% = 24 %
                                       5000
Nilai ini berubah ubah dari 12-30 %
  
      Hal ini menunjukkan pentingnya ginjal bagi tubuh dalam hal :

·                             Secara terus menerus membersihkan cairan tubuh dari sisa metabolisme yang tidak berguna
·                             Mengatur jumlah cairan tubuh
·                             Mengatur keseimbangan elektrolit, termasuk keseimbangan asam basa dari cairan tubuh

·          
Perbandingan kecepatan aliran darah antara berbagai organ dalam 100 gram  jaringan

  

AUTOREGULASI ALIRAN DARAH GINJAL

  RPF
(ml/g/menit)      
     3

      2                                    konstan

      1

                        90                                             220         Parteri. Ren
                                                                                                  (mm.Hg)      
Autoregulasi :
·                             Tetap ada pada denervasi
·                             Hilang pada pemberian obat yang melumpuhkan otot polos vaskuler

Kesimpulan :
      Autoregulasi akibat ada respon kontraktil langsung otot polos arteriol afferent terhadap regangan
FILTRASI GLOMERULUS
·           Terjadi ok adanya tekanan hidrostatik (Pb) dari  
    darah di dalam kapiler glomerulus
·            Pb menyebabkan  cairan dlm glomerulus  
    menembus filter masuk ke dalam ruang kapsuler
·            Sebaliknya  Pb dari cairan ultrafiltrat di dalam  
     kapsula Bowmen (Pc) menimbulkan hambatan  
     terhadap proses filtrasi
·            Protein dalam plasma tidak dapat menembus filter   
    akan mengakibatkan timbulnya tekanan koloid  
     osmotik (Pco) yg akan menghambat proses filtrasi

   Filtrasi terjadi ok adanya gaya netto yg merupaka resultante dari ketiga gaya tersebut dan gaya netto inilah yang merupakan tekanan filtrasi efektif (effective filtration pressure=EFP)

                     EFP = Pb – Pc – Pco

Keadaan Normal :
Pb = 70 mm Hg    Pc = 20 mm Hg    Pco = 32 mmHg

             EFP = 70 – 20 – 32 = 18 mmHg
     Tergantung status arterial afferent dan atau arterial efferent :

·                             Vasokontriksi vas afferent : tek. darah dalam glomerulus berkurang sehingga tekanan filtrasi efektif menurun (EFP)
·                             Vasokontriksi vas efferent : tek. darah dlm glomerulus bertambah sehingga tek. filtrasi efektif meningkat (EFP)
·                             Vasodilatasi vas afferent : tek darah dalam glomerulus bertambah sehingga tekanan filtrasi efektif  meningkat (EFP)
·                             Vasodilatasi vas efferent : tek. darah dalam glomerulus berkurang sehingga tekanan filtrasi  efektif menurun (EFP)
·                             Vasodilatasi vas. afferent dan efferent  maka kecepatan aliran darah ginjal akan meningkat
·                             Vasokontriksi vas. afferent dan efferent maka kecepatan aliran darah ginjal akan menurun

GFR (Glomerular Filtration Rate)

      Adalah jumlah filtrat yang disaring dari plasma dalam satu menit

·                             Normal : ± 125 ml/menit
·                             1 jam dibentuk : 7,5 L
·                             1 hari dibentuk : 180 L
·                             Lebih 99% direabsorbsi sehingga produksi urin  = ± 1 L/hari


Dalam 1 hari ginjal telah menyaring :
·                             4 x cairan tubuh total
·                             15 x cairan ekstrasel
·                             60 x plasma

Filtration Fraction (FF)
       Adalah fraksi aliran plasma ginjal yg menjadi filtrat glomerulus. KARENA :
GFR = 125 ml/menit
RPF = 650 ml/menit

                           125
                FF = ---------- x 100% = 19 %
                            650
Cara Mengukur GFR :
·                             Dengan zat tertentu yg terdapat dalam plasma
·                             Bila zat tersebut berukuran kecil dan dapat menembus filter glomerulus maka konsentrasinya dlm ultrafiltrat sama dengan dalam plasma
·                             Bila zat setelah difiltrasi dalam perjalanannya di tubuli ginjal tdk direabsorbsi maupun sekresi maka zat tersebut sepenuhnya dijumpai pada vesica urinaria (kandung kencing)
·                             Dg demikian jumlah yg difiltrasi permenitnya sama dg jumlah zat yg terkumpul dalam kandung kencing dlam waktu yg sama (per menit)
Jumlah zat yg difiltrasi per menit disebut  beban tubuli (Tubular Load) sama dengan GFR dikalikan dg konsentrasinya dlm plasma (Px).
Sedang jumlah zat yg dikumpulkan dalam kandung kencing sama dengan jumlah kencing yg terbentuk per menit (V) dikalikan dengan konsentrasi zat tersebut dalam kencing (Ux), maka :


                                                            Px
GFR . Px = V . Ux                         GFR
                Ux  .  V
GFR = -----------------                   Ux
                     Px                           V
Syarat Zat Untuk Mengukur GFR

·                             Molekul kecil : mudah menembus filter glomerulus  shg dapat difiltrasi dg bebas
·                             Tidak direabsorpsi/disekresi oleh tubuli
·                             Tidak mengalami proses metabolisme
·                             Tidak beracun (toxic)
·                             Tidak terikat pd protein plasma
·                             Tidak disimpan dlm jaringan ginjal
·                             Tidak mempengaruhi kecepatan filtrasi
·                             Mudah dianalisis, baik dlm plasma maupun urine
Zat yang memenuhi syarat adalah :

·                             Inulin : suatu polimer dari fruktosa dg berat molekul 5200 kD dan didapatkan pd Dahlia Tubers
·                             Mannitol : suatu polysacarida

Contoh :                                     Uin x V
 Uin = 29 mg/ml              GFR = -------------
 V  = 1,1 ml/menit                          Pin
 Pin = 0,25 mg/ml                      29 x 1,1
                                   GFR = --------------- = 128  ml/mt
                                                    0,25
Faktor Yang Mempengaruhi GFR :

    EFP = Pb – Pc – Pco   + Permiabilitas + Area Filtrasi
                 1       2       3                   4                       5
   
·                             Perubahan Pb  dalam kapiler glomeruli :
             a. Perubahan tek darah umum
             b. Vasokontriksi/vasodilatasi  vas aff dan eff
             Latihan Jasmani Berat : tek. Darah umum meningkat tetapi karena vasokontriksi vas aff kuat maka GFR turun ® Urin 
            
             Kopi (caffein) :  Vasodilatasi vas aff ® GFR   Urine 
             
·                             Perubahan Tekanan Hidrostatik dalam Kapsula Bowmen
             Tekanan kapsula Bowmen meningkat bila :
                             a. Obstruksi dari jalan kencing
                             b. Edema dari jaringan ginjal
             Bila tek. Hidrostatik dlm kapsula Bowmen ­ maka akan menghambat proses filtrasi sehingga GFR turun.

3. Perubahan Tek. Koloid Osmotik Plasma
             a. Dehidrasi
             b. Hipoproteinemia
             Dehidrasi ok kurang minum/px. Gastroenteritis disertai diarrhea & vomiting ® Tek. Koloid plasma   mengganggu filtrasi  GFR 
             Hipoproteinemia ® Tek. Koloid osmotik plasma   GFR 

4. Perubahan Permiabilitas dari Membran Glomeruli
a.          Px Ginjal menyebabkan membran glomeruli sangat permiabel ® protein plasma menembus membran   protein dalam urin  (Proteinurea)
            
             Protein dlm urin sebagian besar albumin  albuminurea
             Bila albuminurea  terjadi hipoproteinemia  GFR 

·                             Perubahan Luas Area Filtrasi
             a. Px. Ginjal yg merusak glomeruli
             b. Nephroctomy partial
                
             Px infeksi ginjal yg menyebabkan kerusakan glomeruli & nephrectomy partial  menyebabkan luas area filtrasi  berkurang   GFR 

FUNGSI TUBULUS

·                             Reabsorbsi
·                             Sekresi

                 Px                                REABSORBSI :
                                                      Ux . V  <   Px  . GFR
                                                      Tx =  Px  .  GFR   -  Ux  .   V
                GFR

                                                      SEKRESI :
                                                      Ux  .  V   >   Px  .  GFR
                 Ux                                 Tx =  Ux  .  V  -  Px  .  GFR
                  V               
                                                      Tx. Jumlah zat yg direabsorpsi atau disekresi
ž  Jumlah suatu zat yg difiltrasi dalam glomerulus yg merupakan beban tubulus  (tubular Load) adalah hasil kali GFR dan kadar zat tersebut dalam plasma (GFR x Px)
ž  Jumlah suatu zat yg dieksresi dalam urine adalah hasil kali dari volume urine yg terbentuk per menit dan kadar zat tersebut dalam urin (V x Ux)

ž  99% air dlm filtrat glomerulus direabsorbsi ketika melalui tubulus ® ok bila zat terlarut dlm filtrat  tdk direabsorbsi  maka akan memekatkan zat tsb sampai 99 kali
ž  Glukosa & asam amino direabsorbsi  maka zat tsb konsentrasi menuju nol sebelum menjadi urin
ž  Dengan cara tsb ginjal akan memisahkan zat yg harus disimpan dlm tubuh dg zat yg harus dikeluarkan
MEKANISME DASAR ABSORPSI DAN SEKRESI DALAM TUBULUS

·                             Transport Pasif (Dufusi)
·                             Transport Aktif

Transport Pasif (Difusi) ® Down Hill
Terjadi karena :
ž      Selesih konsentrasi (consentration gradient) ® Ureum
ž            Selisih muatan listrik (electrical gradient) ® Cl-
ž      Selisih tekanan (pressure gradient) ® filtrasi
Contoh Selisih konsentrasi :     
             Kecepatan absorpsi secara pasif karena selisih konsentrasi tergantung :
·                             Jumlah air yg direabsorpsi, ok akan menentukan besarnya konsentrasi solut dalam tubulus
·                             Permiabilitas membran tubulus untuk solut tsb
             Permiabilitas ureum < air ® 50% ureum tetap dlm  
        ultrafiltrat dan sisanya dikeluarkan melalui urin
        Inulin, manitol, sukrosa tdk dapat melalui membran
        tubulus ® seluruh zat tsb dikeluarkan ke urin



Contoh Selisih Muatan Listrik :
ž  Transport Ion Cl dlm tubulus proksimalis. Ok transpor aktif ion Na melalui membran tub. proksimalis maka ada perbedaan potensial antara cairan peritubulus dg cairan dlm tubulus. Cairan peritubulus menjadi lebih positif dari cairan dalam tubulus oleh karena permiabilitasnya yg besar untuk ion Cl maka ion Cl berdifusi keluar dg mudah dari tub. Proksimalis

Contoh Selisih Tekanan :
      Filtrasi dalam glomerulus

Transport Aktif ® Up Hill

Ciri Ciri :
ž  Membutuhkan energi tambahan
ž  Transport dapat berlangsung dg melawan electrochemical gradient
ž  Membutuhkan carrier system

Sifat Carrier System :
ž  Kekhususan (specificity)  glukosa, aa, asam urat mempunyai carrier system berbeda
ž   Common carrier system (carrier sytem sama)  terjadi competitive inhibitor
ž  Jumlah terbatas  Tubular maximum (Tm)

Ø  Tubular Maximum (Reabsorpsi & sekresI)



RENAL THRESHOLD (Nilai Ambang Ginjal)

    Definisi : batas konsentrasi terkecil dari zat tersebut dalam plasma, dimana mulai didapatkan zat tsb dalam urine

Bila tubular Load (GFR . Px) = Tm
Maka ekskresi zat tsb = 0
Bila Tm glukosa = 320 mg/menit

GFR .  Px  = Tm
125 . Px    = 320
             320
Px = ------------ = 2,56 mg/ml   = 256 mg%
            125
    Jadi bila kadar glukosa plasma £ 256 mg % maka tidak akan dijumpai glukosa dalam urine

KENYATAAN :
    Nilai ambang ginjal untuk glukosa = 180 mg% oleh karena Tm masing masing nefron berbeda

Penerapan Praktis :
Normal : kadar asam urat < 6 mg%
GOUT : kadar asam urat > 9 mg%
Pengobatan :
ž  Probenecid dan Phenylbutazone ® competitive  inhibition dengan asam urat  Tm  ekskresi   kadar asam urat plasma   Sembuh
ž  Phlorizin  competitive inhibition  Tm glukosa   glukosuria (Renal Diabetes)

Tubulus Proksimalis
·           Sel bentuk cuboid dg mitokondria sangat banyak ® metabolisme 
ž  65% reabsorpsi & sekresi di tubulus proksimalis
    Reabsorpsi Zat Organis
ž  Di Tubulus Proksimalis : zat yang telah direabsorpsi tidak disekresi lagi, kecuali ion K (difiltrasi dlm tub. proksimalis tapi disekresi oleh tub. distal)

Ø  Zat yang direabsorpsi dan sekresi di dalam tubulus
Sekresi Zat Organis
ž  Di Tubulus Proksimalis
ž  Di ikatkan pada protein plasma (Misal Albumin)
ž  Zat : - Bebas (Filtrable Fraction) ® difiltrasi
           - Terikat pada protein plasma ® ke v. eff & plex. Peritub.
           
Lengkungan Henle Segment Tipis :
ž  Permeabilitas besar ® ok sel epithelnya mempunyai pori-pori yg cukup luas
ž  Metabolisme minimal ® sehingga brush border dan mitocondria sedikit



Lengkung Henle Segment Tebal :
ž  Tidak permiabel terhadap H2O dan Ureum
ž  Reabsorpsi aktif ion Cl dan Na

Tubulus Distal ;
ž  Bagian proksimal = segment tebal Henle
ž  Bagian Distal ® ion exchange (aldosteron)

Ductus Colligentes :
ž  Bagian cortex : impermeable terhadap ureum
ž  Bagian Medula : Cukup permiabel terhadap ureum
ž  Kedua bagian ini mempunyai sel epithel bentuk kuboid dg permukaan halus dan sedikit mitokondria

ž  Permiabilitas epithel terhadap air ditentukan oleh :
      1. ADH  ; permeabel terhadap H2O
      2. ADH  : impermeable terhadap H2O

    Bila ADH   ADH + Receptor di M. Ductus Coligentes  ductus colligentes permiabel terhadap air  air di reabsorpsi

    Bila ADH  ductus colligentes tdk permiabel terhadap air  air di keluarkan melalui urin


TRANSPORT AIR DAN ALIRAN CAIRAN DALAM TUBULUS

ž  Transport air sepenuhnya dg difusi osmotik
ž  Bila solut dalam  filtrat glomerulus direabsorpsi (transport aktif maupun pasif) ® maka turunya salut dalam cairan tubulus dan meningkatnya konsentrasi dalam cairan peritubulus akan menyebabkan osmosis air keluar dari tubulus
ž  Dalam keadaan istirahat normal volume cairan total yang mengalir ke tiap segmen tubulus ginjal (ml/menit) dan cairan filtrat yang direabsorpsi (%)

   

REABSORPSI ELEKTROLIT

ž  Sel dlm tubuh dapat hidup & berfungsi normal bila komposisi cairan ekstrasel dipertahankan dalam batas normal (Homeostasis)
ž  Fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis sangat besar
ž  Perubahan kadar ion terutama kation (+) melampui batas tertentu mengakibatkan kegagalan faal tubuh secara keseluruhan.
    Contoh : K+ ¯  Potensial membran   Paralysis
                   K+   Potensial membran   Paralysis
                  Na+    Potensial aksi    Paralysis
                   Ca+  Permiabilitas membran    Tetani
NATRIUM (Na+)
ž  Lebih dari 90% kation ekstrasel adalah Na
ž  65% direabsorpsi dalam tub. Proksimalis dan selalu diikuti H2O ® cairan filtrat yang di tub. Proksimalis atau loop of Henle selalu ISOTONIS
ž  Pada Pars Descendens Loop of Henle  Na tidak direabsorpsi tetapi ada penambahan ion Na dari cairan peritubulus ke cairan tubulus dg cara difusi. Disamping itu keluarnya air dari tubulus ke peritubulus secara osmosis menyebabkan kadar elektrolit meningkat  HIPERTONIS
ž  Pada segmen tebal loop of Henle  reabsorpsi aktif Na bersama Cl- yg tidak disertai H2O  HIPOTONIS

ž  Bagian proksimal Tub. Distal ® Reabsorpsi Na dan Cl
ž  Bagian distal Tub. Distal  reabsorspi Na terjadi dg proses pertukaran ion (ion exchange) yaitu ion Na yg direabsorpsi ditukar dg ion kalium dan hidrogen yang dikendalikan oleh ALDOSTERON

      C Peritubulus                            Sel Tub. Distal                           Lumen Tubular


                                        CO2 + H2O     Carbonic anhydrase    H2CO3             Na+      Cl-

       HCO3-                                 HCO3-                           H+                         H+
                                                                                       K+                         K+

             Na+                                                                       Na+
ž  Ion H berasal dari disosiasi H2CO3 menjadi ion H dan bikarbonat, sedangakn H2CO3 dibentuk dari rekasi CO2 dan H2O yg dikatalisis oleh enzim carbonic anhydrase
ž  CO2 berasal dari cairan peritulus, hasil metabolisme dalam sel tubulus dan hasil reaksi ion H dg bikarbonat dalam cairan tubulus
ž  Bila carbonic anhydrase dihambat  misalnya oleh acetazulamide (diamox) ® pembentukan ion H terganggu  reabsorpsi Na hanya ditukar dg K  bila berlangsung lama  HYPOKALEMIC ACIDOSIS
ž  Ion exchange dipengaruhi oleh hormon aldosteron yg dibentuk cortex adrenal bagian pars glomerulosa
Hyperaldosteronism berakibat :
ž  Reabsorpsi Na dipercepat dan meningkat
ž  Sekresi ion K dan H meningkat                       berlangsung lama




                                                                                                                              Hypokalemic Alkalosis

ž  Banyaknya ion Na yg direabsorpsi pada hyperaldosteronism akan disertai dg retensi air dg akibat OEDEMA
Pengendalian Sekresi Aldosteron

Aldostero ­  bila Na , K , ACTH , Angiotensi II & III

ž   Na ekstrasel ¯  Aldosteron   reabsorpsi Na di tub.  
      Distal 
ž   K ekstrasel   Aldosteron   sekresi K di tub. Distal   kadar kalium ekstrasel 
ž  ACTH diproduksi adenohipofis merangsang aldosteron tapi tidak begitu besar

Perdarahan                                                               Tekanan darah ¯ (shock)

                                                          Renal Ischemia
                         Angiotensinogen
                         (Alpha 2 globulin)
                                                                            Renin (juxtaglomerular app)
                            Angiotensin I
             
                                              ACE (Angiotensin Converting Enzim)

                           Angiotensin II

Vaopressor Effect                                Cortex Adrenal                      Aldosteron

                                                                       Retensi Na & Air               

                                                                                                       Vol. darah 
                        
                                                  Tekanan Darah 
                                                                       
KALIUM (K)

·           Reabsorpsi lengkap di Tub. Proksimalis
·           Sekresi di Tub. Distal ® Ion Exchange sehingga K dijumpai pada urine

BICARBONAT (HCO3)
·           Tubulus mereabsorpsi bicarbonat secara tdk langsung
·           Proses reabsorpsi bicarbonat merupakan cara ginjal menghindari urin yg terlalu asam walaupun ginjal harus selalu mensekresi ion H yg disebabkan hasil metabolisme dalam tubuh kebanyakan bersifat asam

      Peritubular                        Tubular Cell                        Lumen   
           Fluid

       HCO3                                    HCO3-   +  H+                   H+   +   HCO3-  
                                                                                           
        Na+                                                       Na+                  Na+

                                                         H2CO3                             H2CO3




                                                                Carbonic anhydrase



                                                                           H2O    +  CO2                     CO2   + H2O

CALCIUM dan PHOSPHAT
·                             Reabsorpsi di tubulus proksimal
·                             Diatur oleh parathormon yg disekresi kel. Parathiroid
·                             Fungsi parathormon meningkatkan Ca darah dan menghambat reabsorpsi phosphat

·                             Bila tidak ada parathormon (misal hilangnya parathyroid akibat Thyroidectomy) ® reabsorpsi Ca  Ca   Tetanic contraction  Mati


·           Ion phosphat dalam cairan filtrat dalam bentuk HPO4- dan H2PO4- ® Besifat Buffer System  dapat mengikat ion H yg disekresi sel tubulus tanpa merubah pH Urine

     H+  +   HPO4                     H2PO4


CHLORIDA (Cl)
·           Reabsorpsi pasif karena gaya electrokimia kecuali di segmen tebal loop of Henle secara aktif
AMONIUM
  
·           Tub. Distal & ductus colligentes memproduksi amoniak (NH3) dari glutamin dan asam amino dibawah pengaruh enzim glutaminase
·           Dibentuk melalui NH3 dimana NH3 akan mengikat ion H yg disekresi tubulus ® Amonium (NH4)

                            H+   +   NH3        NH4

      Sehingga ion H yg disekresi tubulus tidak menyebabkan urin sangat asam
Dalam keadaan acidosis, aktifitas glutaminase ­  NH3   mengurangi keasaman urin   pH Urine 4,5 sebab bila lebih rendah sel tubulus rusak

       Jadi ada 3 mekanisme dalam ginjal untuk melindungi sel tubulus dari kerusakan karena pembentukan urin yg terlalu asam :

·                             Reabsorpsi Bicarbonat
·                             Buffer Phospat
·                             Produksi NH3

MEKANISME COUNTER-CURRENT

    Suatu sistem dimana aliran masuk berjalan sejajar, berlawanan dan berdekatan dengan aliran keluar
                        Arteri            Vena

                                                                 Panas dalam darah arteri
                                                                                               akan dirambatkan ke vena®
                                                                                               darah vena tdk berbeda jauh
                                                            
       Gambar diatas menunjukkan bahwa makin kedalam dari medula makin tinggi kepekatan cairan baik dalam tubulus ginjal maupun dalam cairan interstitial. Ini terjadi karena :
·                             Loop of Henle sebagai counter-current multiflier
·                             Vasa recta sebagai counter-current exchanger (melalui proses pasif) tergantung difusi air dan solut melalui dinding vasa recta yg sangat permiabel

Osmolaritas Bertingkat-tingkat dalam medula :
·                             Ditimbulkan oleh reabsorpsi aktif Na dan Cl tanpa air
·                             Dipertahankan oleh sirkulasi vasa recta
Pengendalian Jumlah cairan Tubuh
·           Keadaan kekurangan air (Hydropenia) ® osmoreceptor di nucleus supra-optisi terangsang  ADH   permiabilitas dinding ductus colligentes terhadap air   air dalam ductus colligentes terhisap keluar oleh daya osmotis dari cairan peritubular  produksi urine  dengan kepekatan tinggi. Jadi ini merupakan proses penghematan air
·           Banyak minum air tawar  (Hyperhydrosis)  cairan ekstrasel hipotonis sehingga tidak ada rangsangan pada osmoreceptor di nucleus supra-optisi  ADH   ductus colligentes tdk permiabel terhadap air  filtrat dalam tub. distal yg hipotonis langsung masuk pelvis renalis  urine encer dan berjumlah banyak. Jadi keadaan hyperhydrosis tubuh perlu membuang banyak air
PLASMA CLEARANCE
   
·           Definisi : Jumlah ml plasma dibersihkan seluruhnya  dari suatu zat dalam satu menit
·           Clearance : pembersihan atau penjernihan
      Dibersihkan : zat tersebut dieksresi melalui urin
·           Bila Clearnace Inulin 125 ml/menit : berarti sejumlah 125 ml plasma telah dibersihkan seluruhnya dari inulin dalam satu menit, untuk dikeluarkan melalui urin
·           Bila kita dpt menghitung jumlah zat yg dikeluarkan melalui urin per menitnya dan ini dibagi dg nilai konsentrasi zat dalam plasma maka dapat diketahui jumlah plasma yg telah dibersihkan.

Bila - konsentrasi zat dalam urin = Ux mg/ml
       - Konsentrasi zat x dalam plasma = Px mg/ml
       - Jumlah urin yang terbentuk = V ml/menit
Maka : jumlah seluruh zat x yg dikeluarkan melelui urin
            = Ux  .  V mg/ml

Jumlah tersebut berasal dari plasma sebanyak :
            Ux  .  V
            ---------------  ml/menit
                  Px
                                                            Ux  .  V
Sehngga Clearence zat x (Cx) =  ----------------------
                                                                 Px
Contoh :
      Konsentrasi ureum dalm plasma (Pu) = 0,26 mg/ml
      Konsentrasi ureum dalam urin (Uu) 18,2 mg.ml
      Jumlah urin (V) = 1 ml.menit
                                               18,2  .  1
      Clearance Ureum (Cu) = ----------------- = 70 ml/menit
                                                  0,26

     Bila zat setelah di filtrasi tidak direabsorpsi dan sekresi seperti inulin maka jumlah inulin yg difiltrasi = sama dg jumlah inulin dalam urin

      GFR  . P inulin  = U inulin  .  V
                                 U Inulin . V      GFR . P inulin
Clearance Inulin = ------------------ = ------------------= GFR
                                  P inulin              P inulin

    Maka clearence inulin (zat yg tidak direabsorpsi dan sekresi) selalu sama dengan GFR dan tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi inulin dalam plasma.
       C Inulin



                                                                      Inulin
                125




                                                                                                                           P Inulin
    Bila zat setelah difiltrasi direabsorpsi  (ureum) ® jumlah zat dalam urin lebih sedikit  Clearance  zat tersebut lebih kecil dari GFR/Clearance inulin

               C ureum < C inulin

    Bila zat mengalami sekresi setelah difiltrasi ® (PAH) jumlah zat dalam urin lebih besar  Clearance zat tsb lebih besar dari GFR/clearance inulin

              CPAH  > C inulin

    C (ml)

                                 PAH
      650                                                                        Glukosa suatu zat yg dereabsorpsi
                                                                                     tubulus ® Clearance dibawah
                                                                                                             clearance inulin


     
    
     
                               Inulin
       125
                                                                           Glucose

                   100   180                                              500       P (mg%) 

    Grafik Clearance PAH dan Glukosa dibandingkan Inulin
Clearance PAH sebagai Suatu Ukuran Aliran Plasma dan Aliran Darah Melalui Ginjal


              525                                                            


                                                             125

                                                                            Plasma yg mengalir ke ginjal (renal plasma
                            650                                               flow (RPF) = 650 ml/menit, oleh proses
                                                                             filtrasi (GFR) vol. berkurang 125 ml/mt.
                                                 PAH                    sisa 525 ml/mt  akan dialirkan ke
                                                                             plexus peritubulus
CPAH ® RPF  RBF

    Bila PAH dalam 525 ml plasma < TmPAH ® seluruh PAH disekresi  Darah Vena Tanpa PAH
      Jadi CPAH = RPF (650 ml)

      Tidak semua plasma yg mengalir ke ginjal mengalami filtrasi dan sekresi
      jadi CPAH = ERPF
                             ERPF                        CPAH : Clerance PAH
          RPF = ---------------------      RPF : Renal Plasma Flow
                      Extraction Ratio      RBF : renal Blood Flow
                                                                                           TmPAH : maks. Tub. Sekresi PAH
                                                                                           ERPF : Effective Renal Plasma Flow
                                A - V                 A : Kons PAH dlm arteri renalis
Extraction Ratio =---------------               V : Kons. PAH dlm vena renalis
                                    A
    Extr. Ratio = ratio dari selisih konsentrasi PAH di arteri renalis dan vena renalis dengan konsentrasi PAH dalam arteri renalis
    untuk PAH kira-kira = 0,91

                                  1
    RBF = RPF x  -------------------
                               1  - Hct                            Hct : Hematocrit (persentase vol. sel 
                                                                                                             darah merah di dalam darah)
Contoh :
UPAH                       : 2,9 mg/ml
V                           : 2 ml/menit
PPAH              : 0,01 mg/ml
Extraction Ratio              : 0,91
Hematocrit            : 45%

               U x V            2,9 x 2
ERPF =  ------------  =  --------------- = 580  ml/menit
                     P                  0,01
                      ERPF                   580
RPF =   ------------------------ =  ----------- = 637 ml/menit
             Extraction Ratio            0,91
                          1                                 1
RBF =  -------------------------- = 637 x  -------- = 1158 ml/menit
              1 – Hematocrit                      0,55

             
Clearance Ureum
·           Tubuh setiap hari produksi ureum 25-30 gr
·           Kadar ureum dalam darah 20-40 mg/100 ml ® tergantung jumlah protei dlm diet (pd gangguan faal ginjal kadarny sampai 200 mg/100 ml)
·           Penentuan faal ginjal lebih tepat dg Clearance Ureum Endogen sebab dg kadar ureum darah banyak kelemahan
                        Uureum x V
·           Cureum = --------------------
                           Pureum

·           Pengukuran Clearance Ureum Endogen untuk menentukan faal ginjal mempunyai keuntungan :
     -  Tdk perlu memasukkan zat/obat pd tubuh penderita
     -  Ureum mudah menembus dinding eritrosit sehingga   
         kadar ureum dalam plasma sama dengan kadar
         ureum dalam darah.
           Maka khusus untuk ureum kadar dalam plasma
         (Pureum) dapat diganti dengan kadar ureum dalam
         darah  (Bureum)
                             Uureum  x V
         Cureum =  -----------------------
                                Bureum
·           Kelemahan penentuan faal ginjal dengan clearance ureum endogen
      adalah permiabilitas ductus colligentes bagian medulla yg
       berubah - ubah oleh pengaruh ADH

   Permeabilitas dari tubulus terhadap air, ureum dan  NaCl

·           Jika ADH maksimal ® Tub. Colligentes sangat permiabel terhadap air  air dlm lumen terhisap keluar oleh gaya osmosis dari cairan peritubular  jadi bila ADH   jumlah urin  dan ekskresi ureum   clearance ureum   dengan kata lain besarnya clearance ureum tergantung jumlah urin yg diproduksi

Cureum (ml)





       75



                              2             4              6              8                          V  (ml/menit)

                Hubungan Clerance Ureum dengan Jumlah Urin
·           Grafik diatas tampak  bahwa produksi urin meningkat dari 0 sampai 2 ml/menit ® Cureum meningkat juga, tetapi setelah mencapai lebih dari 2 ml/menit  nila Cureum menjadi konstan. Hal ini disebabkan :
         bila produksi urin 2 ml/mt, menggambarkan hidrasi 
       tubuh cukup  sekresi ADH mengalami hambatan
       maksimal & reabsorpsi ureum dlm tub. Colligentes
       sangat minimal. Dengan kata lain jumlah ureum yg
       diekresi konstan dan tidak tergantung jumlah urin.
                       Uureum  x V
  Cureum =  -----------------------
                           Pureum

   Cinulin = GFR

   Cureum            Uureum x V
   ------------- =   ----------------------------
    Cinulin             Pureum  x GFR

    Tureum = GFR x Pureum – Uureum  x V
    Uureum  x V = GFR  x Pureum  -  Tureum

    Cureum             GFR x Pureum  -  Tureum                                      Tureum
    -------------- =  ------------------------------ =         1  -  --------------------
    Cinulin                     Pureum  x GFR                           Pureum  x GFR
                                   Tureum x Cinulin
Cureum = Cinulin - -----------------------------
                                     Pureum x GFR

                                           Tureum
           Cureum = Cinulin - --------------
                                            Pureum


     Dari rumus diatas terlihat bila produksi urin ¯ atau reabsorpsi air  oleh karena ADH  reabsorpsi ureum juga   Cureum

     Bila peran ADH minimal yaitu produksi urin lebih 2 ml/menit  Tureum konstan  Cureum juga konstan
    Bila produksi urin lebih 2 ml/menit ® Cureum yg dihitung dengan rumus :

                            Uureum  x V
     Cureum  =  --------------------------
                                 Pureum

      Disebut Maximal Ureum Clearance dengan nilai normalnya 75 ml/menit/1,73 m2 luas tubuh

   
    Bila produksi urin kurang 2 ml/menit , sulit menentukan clearance urium seorang penderita normal atau tidak ok nilai normalnya bervariasi tgt jumlah produksi urin.

    Bila vol urin diambil akar duanya kemudian dimasukkan dalam rumus clearance, maka diperoleh nilai clearance ureum relatif konstan yaitu 54 ml/menit/1,73 m2 luas tubuh dan tidak tergantung besarnya nilai V.
    Clearance ureum ini disebut Standard Ureum Clearance 
                                         Uureum x V
                     Cureum =        ------------------------
                                                     Pureum
       

Clearance Creatinine
·           Tes faal ginjal selain dg Cureum juga dg Ccreatinine
·           Kadar creatinine dalam darah 1 mg/100 ml
·           Dalam glomerulus sejumlah 125 ml difiltrasi dan dalam tub. Proksimalis terjadi sekresi creatinine dg Tm 15 mg/menit ® Ccreatinin normal 140 ml/menit
                   
                                          Ucr  x  V
                           Ccr  =   ----------------
                                               Pcr

                                  = 140 ml
Karena creatinine disekresi maka Ccr > GFR

    Pada pengukuran Pcr dengan Spectrophotometry ® adanya zat creatinoid dalam plasma  menyebabkan nilai Pcr meningkat   Ccr menurun

    Normal Ccr = 75-126 ml

Clearance Osmotik (Osmotic Clearance)
                                           Uosmotik  x  V
                 Cosmotik =  ---------------------------
                                              Posmotik

    Cosmotik merupakan gabungan dari semua zat yang osmotik aktif dan bukan untuk sesuatu zat tertentu
Clearance Air Bebas (Free Water Clearance)


                          CH2O =  V – Cosmotik


CH2O Positif bila  tubuh kelebihan air (hyperhydrosis)

CH2O Negatif bila  tubuh perlu menghemat pengeluaran air  
        karena kekurangan air atau kelebihan solut 
        (hydropenia)



·          

Keadaan ekstrem dimana tubuh kehilangan air atau mendapat air