Anatomi Ginjal
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
Ø
Oleh
Ø
Darsini.,S.Kep,Ns.MKes
Ø
Anatomi Sistem Perkemihan
Ø
Ginjal
Ø
Ureter
Ø
Kandung kemih
Ø
Uretra
Ø
Ginjal
·
Sepasang organ yg berbentuk
spt kacang buncis, berwarna coklat agak kemerahan
·
Terdapat dikedua sisi kolumna
vertebral posterior, terbentang dari vertebra thorakalis ke-12 sampai lumbalis
ke-3
·
Ginjal kiri lebih tinggi 1,5-2
cm dari ginjal kanan
·
Ginjal berukuran 12 cm x 7,
berat 120-150 gr
·
Darah masuk ginjal 21 % dari
CO (1200 ml/ menit) è 1 % menjadi urine
Ø
Susunan fungsional ginjal
·
Glomerolus è filtrasi
·
Tubulus proksimal penyerapan
dan sekresi
·
Ansa henle
·
Tubulus distal
·
Ductus koligentes
Ø
URETER
·
Urine dari tubulus è duktus pengumpul pelvis renalis ureter
·
Ureter : struktur tubular,
panjang 25-30 cm, diameter 1,25 cm
·
Membentang pada posisi
retroperitoneum dalam rongga panggul (pelvis)
·
Dinding ureter terdiri 3 lapis
:lapisan membran mukosa (dlm), serabut otot polos, jaringan penyambung fibrosa
·
Masuknya urine kedlm kandung
kemih : gerakan peristaltik dari serabut otot polos èbentuk semburan ; mencegah refluks
·
Apabila terjadi obstruksi
(kalkulus renalis) è gerakan peristaltik kuat nyeri (kolik ginjal)
Ø
KANDUNG KEMIH
Merupakan organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan
otot, tempat penampung urine è organ eksresi
Dlm keadaan kosong terletak dlm rongga panggul (dibelakang simfisis
pubis), pria : rectum bag posterior, wanita : dinding anterior uterus &
vagina
Dlm keadaan penuh dpt membesar & membentang sampai ketas simfisis
pubis
Mampu menampung 600 ml urine, pengeluaran urine normal 300 ml.
Dinding kandung kemih terdiri atas 4 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan
sub mukosa,, lapisan otot, lapisan serosa
Ø
URETRA
Membran mukosa yg melapisi
uretra & kelenjar uretra mensekresi lendir kedlm saluran uretra
Lendir bersifat bakteriostatis
& membentuk plak mukosa è mencegah masuknya bakteri.
Panjang uretra wanita : 4-6,5
cm ; laki-laki : 20 cm
FUNGSI GINJAL
Alat ekresi
Mengatur :
- Jumlah Cairan Tubuh (dipertahankan
60% dari BB)
- Osmolaritas cairan ekstrasel (minum
kencing )
- Konsentrasi ion dalam cairan tubuh (Na dan K)
- Keseimbangan asam basa (diatur
oleh ion H)
Alat endokrin dengan
mensekresi :
- Renin (mengatur tekanan darah)
- Renal Erytropotic Factor (proses pembentukan eritrosit)
Nephron : Satu
unit kesatuan fungsional dari ginjal, terdiri dari :
Glomerulus + Kapsula Bowman
Tubulus Proksimalis (Tubulus
Kontortus Proksimalis)
Lengkung Henle (Loop of Henle)
:
- Pars Descenden (Thin segment)
- Pars Ascenden (Thick segment)
4. Tubulus
Distalis (Tubulus Kontortus Distalis)
5. Ductus
Colligentes (Collecting Duct)
* Tiap ginjal
mengandung 1,3 juta nephron
Ada 2 Tipe
Nephron :
1. Cortical
Nephron : Nephron dg glomerulus pd cotex ginjal bagian luar dan mempunyai
lengkung Henle yg pendek
2. Juxtamedullary
Nephron : Nephron dg glomerulus pd bagian juxtameduler dari cortex ginjal dan
mempunyai lengkung Henle yg panjang, masuk ke dalam pyramida renalis
Cairan Filtrat Glomerulus ®Ductus
Colligentes Papilla Renalis Pelvis Renalis Ureter Vesica Urinaria
(kandung Kemih)
GLOMERULUS
Dibentuk : oleh invaginasi gerombolan
kapiler ke dalam ujung buntu tubulus yang melebar, sehingga terbentuk capsula
Bowman
Terdiri 2 lapisan :
1. Pars Parietalis : lapisan luar
2. Pars Visceralis : lapisan dalam
Kapiler Glomerulus dapat aliran darah dari
Vas Afferent dan diteruskan ke vas Efferent
Darah dari kapiler glomerulus dipisahkan
dari cairan filtrat golmerulus dalam kapsula Bowman oleh filter yg terdiri dari
3 lapisan :
1.
Endothelium kapiler
2. Lamina Basalis
3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula
Bowman
Pori Pori
1. Endothelium kapiler (10 nm)
2. Lamina Basalis (8 nm)
3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula
Bowman
(25 nm)
! Glomerulus terjadi ultrafiltrasi dari darah
ok
tekanan hidrostatik dari darah dalam
kapiler
glomerulus
Ø
Protein kecil lolos tetapi jumlah
sedikit
maka diabaikan sehingga ultrafiltrat
dalam
ruang kapsular mempunyai susunan sama
dg
plasma kecuali protein
Ø
Luas total area kapiler glomerulus 0,8 m2
Ultrafiltrat
= plasma - Protein
TUBULUS
PROKSIMALIS
·
Panjang 15 mm, diameter 55 mm
·
Dinding dibentuk oleh satu
lapisan sel yg berhubungan erat satu sama
lain di daerah Tight Junction dan disebelah samping kanan kiri sel tsb terdapat
ruang ekstrasel disebut Lateral Intercelluler Spaces
·
Permukaan sel yg menghadap
lumen ada microvilli disebut Brush Border
LOOP OF
HENLE
Terdiri dari :
·
Pars descenden loop of Henle
yg mempunyai sel epitel berbentuk pipih, panjang 2-14 mm
·
Pars ascenden Loop of Henle
- Banyak mitikondria
- Berakhir di Macula Densa
- Berdampingan dg Vas Afferent yg
dindingnya diliputi sel
juxtaglomeruler yg memproduksi renin
TUBULUS
DISTAL
·
Panjang 20 mm
·
Diliputi epitel yang
lebih pipih
·
Tidak dijumpai Brush Border
·
Bermuara pada Ductus
Colligentes
·
Panjang total nephron termasuk
ductus colligentes 45-65 mm
DUCTUS COLLIGENTES
·
Panjang 20 mm
·
Menampung beberapa tub.
Distalis
·
Bermuara ke papila renalis
untuk mengosongkan isinya ke pelvis
PEMBULUH
DARAH
Aorta V. Cava Inverior
A. Renalis V.
Renalis
A . Interlobaris V. Interlobaris
A.
Arcuata V.
Arcuata
A
Interlobaris V.
Interlobaris
Vas Afferent V.
Plexus Peritubuler
Glomerulus Vas
Efferent
Vas Afferent Glomerulus juxtamedular
Membentuk
Vasa Recta
ALIRAN
DARAH GINJAL
Renal Blood
Flow/RBF (aliran darah ginjal, pria 70 kg
kira kira 1200 ml/menit)
Cardiac Output (Curah
jantung, pria 70 kg kira kira 5000
ml/menit)
Renal Fraction (cardiac output total yg melewati ginjal) :
1200
Renal Fraction : --------------------
X 100% = 24 %
5000
Nilai ini berubah ubah dari 12-30 %
Hal ini menunjukkan pentingnya ginjal
bagi tubuh dalam hal :
·
Secara terus menerus
membersihkan cairan tubuh dari sisa metabolisme yang tidak berguna
·
Mengatur jumlah cairan tubuh
·
Mengatur keseimbangan
elektrolit, termasuk keseimbangan asam basa dari cairan tubuh
·
Perbandingan kecepatan aliran darah antara berbagai organ dalam 100 gram jaringan
Perbandingan kecepatan aliran darah antara berbagai organ dalam 100 gram jaringan
AUTOREGULASI ALIRAN DARAH GINJAL
RPF
(ml/g/menit)
3
2 konstan
1
90
220 Parteri. Ren
(mm.Hg)
Autoregulasi
:
·
Tetap ada pada denervasi
·
Hilang pada pemberian obat
yang melumpuhkan otot polos vaskuler
Kesimpulan
:
Autoregulasi akibat ada respon kontraktil
langsung otot polos arteriol afferent terhadap regangan
FILTRASI
GLOMERULUS
·
Terjadi ok adanya tekanan
hidrostatik (Pb) dari
darah di dalam kapiler glomerulus
·
Pb menyebabkan
cairan dlm glomerulus
menembus filter masuk ke dalam ruang
kapsuler
·
Sebaliknya
Pb dari cairan ultrafiltrat di dalam
kapsula Bowmen (Pc) menimbulkan hambatan
terhadap proses filtrasi
·
Protein dalam plasma tidak dapat menembus
filter
akan mengakibatkan timbulnya tekanan
koloid
osmotik (Pco)
yg akan menghambat proses filtrasi
Filtrasi terjadi ok adanya gaya netto yg
merupaka resultante dari ketiga gaya tersebut dan gaya netto inilah yang
merupakan tekanan filtrasi efektif (effective
filtration pressure=EFP)
EFP = Pb – Pc – Pco
Keadaan
Normal :
Pb
= 70 mm Hg Pc = 20 mm Hg Pco = 32 mmHg
EFP = 70 – 20 – 32 = 18 mmHg
Tergantung status arterial afferent dan
atau arterial efferent :
·
Vasokontriksi vas afferent :
tek. darah dalam glomerulus berkurang sehingga tekanan filtrasi efektif menurun
(EFP)
·
Vasokontriksi vas efferent :
tek. darah dlm glomerulus bertambah sehingga tek. filtrasi efektif meningkat
(EFP)
·
Vasodilatasi vas afferent :
tek darah dalam glomerulus bertambah sehingga tekanan filtrasi efektif meningkat (EFP)
·
Vasodilatasi vas efferent :
tek. darah dalam glomerulus berkurang sehingga tekanan filtrasi efektif menurun (EFP)
·
Vasodilatasi vas. afferent dan
efferent maka kecepatan aliran darah
ginjal akan meningkat
·
Vasokontriksi vas. afferent
dan efferent maka kecepatan aliran darah ginjal akan menurun
GFR
(Glomerular Filtration Rate)
Adalah jumlah filtrat yang disaring
dari plasma dalam satu menit
·
Normal : ± 125 ml/menit
·
1 jam dibentuk : 7,5 L
·
1 hari dibentuk : 180 L
·
Lebih 99% direabsorbsi sehingga produksi urin = ± 1 L/hari
Dalam
1 hari ginjal telah menyaring :
·
4 x cairan tubuh total
·
15 x cairan ekstrasel
·
60 x plasma
Filtration
Fraction (FF)
Adalah fraksi aliran plasma ginjal yg
menjadi filtrat glomerulus. KARENA :
GFR = 125
ml/menit
RPF = 650
ml/menit
125
FF = ---------- x 100% = 19 %
650
Cara Mengukur
GFR :
·
Dengan zat tertentu yg
terdapat dalam plasma
·
Bila zat tersebut berukuran
kecil dan dapat menembus filter glomerulus maka konsentrasinya dlm ultrafiltrat
sama dengan dalam plasma
·
Bila zat setelah difiltrasi
dalam perjalanannya di tubuli ginjal tdk direabsorbsi maupun sekresi maka zat
tersebut sepenuhnya dijumpai pada vesica urinaria (kandung kencing)
·
Dg demikian jumlah yg
difiltrasi permenitnya sama dg jumlah zat yg terkumpul dalam kandung kencing
dlam waktu yg sama (per menit)
Jumlah zat yg
difiltrasi per menit disebut beban
tubuli (Tubular Load) sama dengan GFR dikalikan dg konsentrasinya dlm plasma
(Px).
Sedang jumlah
zat yg dikumpulkan dalam kandung kencing sama dengan jumlah kencing yg
terbentuk per menit (V) dikalikan dengan konsentrasi zat tersebut dalam kencing
(Ux), maka :
Px
GFR
. Px = V . Ux GFR
Ux . V
GFR
= ----------------- Ux
Px V
Syarat
Zat Untuk Mengukur GFR
·
Molekul kecil : mudah menembus
filter glomerulus shg dapat difiltrasi
dg bebas
·
Tidak direabsorpsi/disekresi
oleh tubuli
·
Tidak mengalami proses
metabolisme
·
Tidak beracun (toxic)
·
Tidak terikat pd protein
plasma
·
Tidak disimpan dlm jaringan
ginjal
·
Tidak mempengaruhi kecepatan
filtrasi
·
Mudah dianalisis, baik dlm
plasma maupun urine
Zat
yang memenuhi syarat adalah :
·
Inulin : suatu polimer dari
fruktosa dg berat molekul 5200 kD dan didapatkan pd Dahlia Tubers
·
Mannitol : suatu polysacarida
Contoh
:
Uin x V
Uin = 29 mg/ml GFR = -------------
V = 1,1
ml/menit Pin
Pin = 0,25 mg/ml 29 x 1,1
GFR =
--------------- = 128 ml/mt
0,25
Faktor
Yang Mempengaruhi GFR :
EFP = Pb
– Pc – Pco + Permiabilitas + Area Filtrasi
1 2
3 4 5
·
Perubahan
Pb dalam kapiler glomeruli :
a. Perubahan tek darah umum
b. Vasokontriksi/vasodilatasi vas aff dan eff
Latihan
Jasmani Berat : tek. Darah umum meningkat tetapi karena vasokontriksi
vas aff kuat maka GFR turun ® Urin
Kopi
(caffein) : Vasodilatasi vas aff ® GFR Urine
·
Perubahan
Tekanan Hidrostatik dalam Kapsula Bowmen
Tekanan kapsula Bowmen meningkat
bila :
a. Obstruksi dari
jalan kencing
b. Edema dari
jaringan ginjal
Bila tek. Hidrostatik dlm kapsula
Bowmen maka akan menghambat proses filtrasi sehingga GFR turun.
3.
Perubahan Tek. Koloid Osmotik Plasma
a. Dehidrasi
b. Hipoproteinemia
Dehidrasi ok kurang minum/px.
Gastroenteritis disertai diarrhea & vomiting ® Tek. Koloid plasma mengganggu filtrasi
GFR
Hipoproteinemia ® Tek. Koloid osmotik plasma GFR
4.
Perubahan Permiabilitas dari Membran Glomeruli
a. Px Ginjal menyebabkan membran
glomeruli sangat permiabel ® protein plasma menembus membran
protein dalam urin (Proteinurea)
Protein dlm urin sebagian besar
albumin albuminurea
Bila albuminurea terjadi
hipoproteinemia GFR
·
Perubahan
Luas Area Filtrasi
a. Px. Ginjal yg merusak glomeruli
b. Nephroctomy partial
Px infeksi ginjal yg menyebabkan
kerusakan glomeruli & nephrectomy partial menyebabkan luas area
filtrasi berkurang GFR
FUNGSI TUBULUS
·
Reabsorbsi
·
Sekresi
Px REABSORBSI :
Ux . V < Px . GFR
Tx = Px .
GFR - Ux
. V
GFR
SEKRESI :
Ux . V > Px . GFR
Ux Tx = Ux .
V - Px
. GFR
V
Tx. Jumlah zat yg direabsorpsi atau disekresi
Jumlah suatu zat yg difiltrasi dalam glomerulus yg merupakan beban
tubulus (tubular Load) adalah hasil kali
GFR dan kadar zat tersebut dalam plasma (GFR x Px)
Jumlah suatu zat yg dieksresi dalam urine adalah hasil kali dari volume
urine yg terbentuk per menit dan kadar zat tersebut dalam urin (V x Ux)
99% air dlm filtrat glomerulus direabsorbsi ketika
melalui tubulus ® ok bila zat terlarut dlm filtrat tdk direabsorbsi maka akan memekatkan zat
tsb sampai 99 kali
Glukosa & asam amino direabsorbsi maka zat tsb
konsentrasi menuju nol sebelum menjadi urin
Dengan cara tsb ginjal akan memisahkan zat yg harus
disimpan dlm tubuh dg zat yg harus dikeluarkan
MEKANISME DASAR ABSORPSI DAN SEKRESI DALAM TUBULUS
·
Transport Pasif (Dufusi)
·
Transport Aktif
Transport
Pasif (Difusi) ® Down Hill
Terjadi karena
:
Selesih konsentrasi
(consentration gradient) ® Ureum
Selisih muatan listrik
(electrical gradient) ® Cl-
Selisih tekanan (pressure
gradient) ® filtrasi
Contoh
Selisih konsentrasi :
Kecepatan absorpsi secara pasif
karena selisih konsentrasi tergantung :
·
Jumlah air yg direabsorpsi, ok
akan menentukan besarnya konsentrasi solut dalam tubulus
·
Permiabilitas membran tubulus
untuk solut tsb
Permiabilitas
ureum < air ®
50% ureum tetap dlm
ultrafiltrat dan sisanya dikeluarkan
melalui urin
Inulin,
manitol, sukrosa tdk dapat melalui membran
tubulus ® seluruh zat tsb dikeluarkan ke urin
Contoh
Selisih Muatan Listrik :
Transport Ion Cl dlm tubulus
proksimalis. Ok transpor aktif ion Na melalui membran tub. proksimalis maka ada
perbedaan potensial antara cairan peritubulus dg cairan dlm tubulus. Cairan
peritubulus menjadi lebih positif dari cairan dalam tubulus oleh karena
permiabilitasnya yg besar untuk ion Cl maka ion Cl berdifusi keluar dg mudah
dari tub. Proksimalis
Contoh
Selisih Tekanan :
Filtrasi dalam glomerulus
Transport
Aktif ® Up Hill
Ciri
Ciri :
Membutuhkan energi tambahan
Transport dapat berlangsung dg
melawan electrochemical gradient
Membutuhkan carrier system
Sifat
Carrier System :
Kekhususan (specificity)
glukosa, aa, asam urat mempunyai carrier system berbeda
Common carrier system (carrier sytem sama)
terjadi competitive inhibitor
Jumlah terbatas Tubular
maximum (Tm)
Ø
Tubular Maximum (Reabsorpsi
& sekresI)
RENAL
THRESHOLD (Nilai Ambang Ginjal)
Definisi : batas konsentrasi terkecil dari
zat tersebut dalam plasma, dimana mulai didapatkan zat tsb dalam urine
Bila tubular
Load (GFR . Px) = Tm
Maka ekskresi
zat tsb = 0
Bila Tm glukosa
= 320 mg/menit
GFR . Px =
Tm
125 . Px = 320
320
Px =
------------ = 2,56 mg/ml = 256 mg%
125
Jadi bila kadar glukosa plasma £ 256 mg % maka tidak akan dijumpai glukosa
dalam urine
KENYATAAN
:
Nilai ambang ginjal untuk glukosa = 180 mg%
oleh karena Tm masing masing nefron berbeda
Penerapan
Praktis :
Normal : kadar
asam urat < 6 mg%
GOUT : kadar asam urat > 9 mg%
Pengobatan :
Probenecid dan Phenylbutazone ® competitive inhibition dengan
asam urat Tm ekskresi kadar asam urat plasma Sembuh
Phlorizin competitive
inhibition Tm glukosa glukosuria (Renal Diabetes)
Tubulus
Proksimalis
·
Sel bentuk cuboid dg
mitokondria sangat banyak ® metabolisme
65% reabsorpsi & sekresi
di tubulus proksimalis
Reabsorpsi Zat Organis
Di Tubulus Proksimalis : zat yang telah direabsorpsi tidak disekresi
lagi, kecuali ion K (difiltrasi dlm tub. proksimalis tapi disekresi oleh tub.
distal)
Ø
Zat yang direabsorpsi dan
sekresi di dalam tubulus
Sekresi
Zat Organis
Di Tubulus Proksimalis
Di ikatkan pada protein plasma
(Misal Albumin)
Zat : - Bebas (Filtrable
Fraction) ® difiltrasi
- Terikat pada protein plasma ® ke v. eff & plex. Peritub.
Lengkungan
Henle Segment Tipis :
Permeabilitas besar ® ok sel epithelnya mempunyai pori-pori yg cukup
luas
Metabolisme minimal ® sehingga brush border dan mitocondria sedikit
Lengkung
Henle Segment Tebal :
Tidak permiabel terhadap H2O
dan Ureum
Reabsorpsi aktif ion Cl dan Na
Tubulus
Distal ;
Bagian proksimal = segment
tebal Henle
Bagian Distal ® ion exchange (aldosteron)
Ductus
Colligentes :
Bagian cortex : impermeable
terhadap ureum
Bagian Medula : Cukup
permiabel terhadap ureum
Kedua bagian ini mempunyai sel
epithel bentuk kuboid dg permukaan halus dan sedikit mitokondria
Permiabilitas epithel terhadap
air ditentukan oleh :
1. ADH ; permeabel terhadap H2O
2. ADH : impermeable terhadap H2O
Bila ADH ADH + Receptor di M. Ductus
Coligentes ductus colligentes permiabel terhadap air air di reabsorpsi
Bila ADH ductus colligentes tdk
permiabel terhadap air air di keluarkan melalui urin
TRANSPORT AIR DAN ALIRAN CAIRAN DALAM TUBULUS
Transport air sepenuhnya dg
difusi osmotik
Bila solut dalam filtrat glomerulus direabsorpsi (transport
aktif maupun pasif) ® maka turunya salut dalam cairan tubulus dan meningkatnya konsentrasi
dalam cairan peritubulus akan menyebabkan osmosis air keluar dari tubulus
Dalam keadaan istirahat normal
volume cairan total yang mengalir ke tiap segmen tubulus ginjal (ml/menit) dan
cairan filtrat yang direabsorpsi (%)
REABSORPSI
ELEKTROLIT
Sel dlm tubuh dapat hidup
& berfungsi normal bila komposisi cairan ekstrasel dipertahankan dalam
batas normal (Homeostasis)
Fungsi ginjal dalam
mempertahankan homeostasis sangat besar
Perubahan kadar ion terutama kation (+) melampui batas tertentu
mengakibatkan kegagalan faal tubuh secara keseluruhan.
Contoh :
K+ ¯ Potensial membran Paralysis
K+ Potensial
membran Paralysis
Na+ Potensial aksi
Paralysis
Ca+ Permiabilitas
membran Tetani
NATRIUM
(Na+)
Lebih dari 90% kation
ekstrasel adalah Na
65% direabsorpsi dalam tub. Proksimalis dan selalu diikuti H2O
® cairan filtrat yang di tub. Proksimalis atau
loop of Henle selalu ISOTONIS
Pada Pars Descendens Loop of Henle Na tidak direabsorpsi tetapi ada
penambahan ion Na dari cairan peritubulus ke cairan tubulus dg cara difusi.
Disamping itu keluarnya air dari tubulus ke peritubulus secara osmosis
menyebabkan kadar elektrolit meningkat HIPERTONIS
Pada segmen tebal loop of Henle reabsorpsi aktif Na bersama Cl-
yg tidak disertai H2O HIPOTONIS
Bagian proksimal Tub. Distal ® Reabsorpsi Na dan Cl
Bagian distal Tub. Distal
reabsorspi Na terjadi dg proses pertukaran ion (ion exchange) yaitu ion Na yg
direabsorpsi ditukar dg ion kalium dan hidrogen yang dikendalikan oleh
ALDOSTERON
C Peritubulus Sel Tub.
Distal Lumen
Tubular
CO2 + H2O
Carbonic anhydrase H2CO3 Na+ Cl-
HCO3- HCO3- H+ H+
K+ K+
Na+
Na+
Ion H berasal dari disosiasi
H2CO3 menjadi ion H dan bikarbonat, sedangakn H2CO3 dibentuk dari rekasi CO2
dan H2O yg dikatalisis oleh enzim carbonic anhydrase
CO2 berasal dari cairan
peritulus, hasil metabolisme dalam sel tubulus dan hasil reaksi ion H dg
bikarbonat dalam cairan tubulus
Bila carbonic anhydrase
dihambat misalnya oleh acetazulamide
(diamox) ® pembentukan ion H terganggu reabsorpsi Na hanya ditukar dg K bila
berlangsung lama HYPOKALEMIC ACIDOSIS
Ion exchange dipengaruhi oleh
hormon aldosteron yg dibentuk cortex adrenal bagian pars glomerulosa
Hyperaldosteronism
berakibat :
Reabsorpsi Na dipercepat dan
meningkat
Sekresi ion K dan H
meningkat berlangsung
lama
Hypokalemic Alkalosis
Banyaknya ion Na yg
direabsorpsi pada hyperaldosteronism akan disertai dg retensi air dg akibat
OEDEMA
Pengendalian
Sekresi Aldosteron
Aldostero bila Na , K , ACTH , Angiotensi II &
III
Na ekstrasel ¯ Aldosteron reabsorpsi Na di tub.
Distal
K ekstrasel Aldosteron sekresi K di
tub. Distal kadar kalium ekstrasel
ACTH diproduksi adenohipofis
merangsang aldosteron tapi tidak begitu besar
Perdarahan
Tekanan darah ¯
(shock)
Renal Ischemia
Angiotensinogen
(Alpha 2 globulin)
Renin (juxtaglomerular app)
Angiotensin I
ACE (Angiotensin Converting Enzim)
Angiotensin II
Vaopressor
Effect Cortex Adrenal Aldosteron
Retensi Na & Air
Vol.
darah
Tekanan Darah
KALIUM
(K)
·
Reabsorpsi lengkap di Tub.
Proksimalis
·
Sekresi di Tub. Distal ® Ion Exchange sehingga K dijumpai pada urine
BICARBONAT
(HCO3)
·
Tubulus mereabsorpsi
bicarbonat secara tdk langsung
·
Proses reabsorpsi bicarbonat
merupakan cara ginjal menghindari urin yg terlalu asam walaupun ginjal harus
selalu mensekresi ion H yg disebabkan hasil metabolisme dalam tubuh kebanyakan
bersifat asam
Peritubular Tubular Cell Lumen
Fluid
HCO3 HCO3- + H+ H+ + HCO3-
Na+
Na+ Na+
H2CO3
H2CO3
Carbonic anhydrase
H2O + CO2 CO2 + H2O
CALCIUM dan PHOSPHAT
·
Reabsorpsi di tubulus proksimal
·
Diatur oleh parathormon yg disekresi kel. Parathiroid
·
Fungsi parathormon meningkatkan Ca darah dan menghambat reabsorpsi
phosphat
·
Bila tidak ada parathormon
(misal hilangnya parathyroid akibat Thyroidectomy) ® reabsorpsi Ca Ca Tetanic contraction
Mati
·
Ion phosphat dalam cairan
filtrat dalam bentuk HPO4- dan H2PO4- ® Besifat Buffer System dapat mengikat ion H yg disekresi sel tubulus
tanpa merubah pH Urine
H+
+ HPO4 H2PO4
CHLORIDA
(Cl)
·
Reabsorpsi pasif karena gaya
electrokimia kecuali di segmen tebal loop of Henle secara aktif
AMONIUM
·
Tub. Distal & ductus
colligentes memproduksi amoniak (NH3) dari glutamin dan asam amino
dibawah pengaruh enzim glutaminase
·
Dibentuk melalui NH3 dimana
NH3 akan mengikat ion H yg disekresi tubulus ® Amonium (NH4)
H+ + NH3 NH4
Sehingga ion H
yg disekresi tubulus tidak menyebabkan urin sangat asam
Dalam keadaan
acidosis, aktifitas glutaminase NH3 mengurangi keasaman urin pH Urine ≥ 4,5 sebab bila lebih rendah sel tubulus rusak
Jadi ada 3 mekanisme dalam ginjal untuk melindungi sel
tubulus dari kerusakan karena pembentukan urin yg terlalu asam :
·
Reabsorpsi Bicarbonat
·
Buffer Phospat
·
Produksi NH3
MEKANISME
COUNTER-CURRENT
Suatu sistem dimana aliran masuk berjalan
sejajar, berlawanan dan berdekatan dengan aliran keluar
Arteri Vena
Panas dalam darah arteri
akan dirambatkan ke vena®
darah vena tdk
berbeda jauh
Gambar diatas menunjukkan bahwa makin
kedalam dari medula makin tinggi kepekatan cairan baik dalam tubulus ginjal
maupun dalam cairan interstitial. Ini terjadi karena :
·
Loop of Henle sebagai
counter-current multiflier
·
Vasa recta sebagai
counter-current exchanger (melalui proses pasif) tergantung difusi air dan
solut melalui dinding vasa recta yg sangat permiabel
Osmolaritas
Bertingkat-tingkat dalam medula :
·
Ditimbulkan oleh reabsorpsi
aktif Na dan Cl tanpa air
·
Dipertahankan oleh sirkulasi
vasa recta
Pengendalian
Jumlah cairan Tubuh
·
Keadaan kekurangan air
(Hydropenia) ® osmoreceptor di nucleus supra-optisi terangsang ADH permiabilitas
dinding ductus colligentes terhadap air air dalam ductus colligentes
terhisap keluar oleh daya osmotis dari cairan peritubular produksi urine
dengan kepekatan tinggi. Jadi ini merupakan
proses penghematan air
·
Banyak minum air tawar (Hyperhydrosis) cairan ekstrasel hipotonis
sehingga tidak ada rangsangan pada osmoreceptor di nucleus supra-optisi ADH
ductus colligentes tdk permiabel terhadap air filtrat dalam tub. distal yg
hipotonis langsung masuk pelvis renalis urine encer dan berjumlah banyak. Jadi keadaan hyperhydrosis tubuh perlu membuang banyak
air
PLASMA CLEARANCE
·
Definisi : Jumlah ml plasma
dibersihkan seluruhnya dari suatu zat
dalam satu menit
·
Clearance : pembersihan atau
penjernihan
Dibersihkan : zat tersebut dieksresi
melalui urin
·
Bila Clearnace Inulin 125
ml/menit : berarti sejumlah 125 ml plasma telah dibersihkan seluruhnya dari
inulin dalam satu menit, untuk dikeluarkan melalui urin
·
Bila kita dpt menghitung
jumlah zat yg dikeluarkan melalui urin per menitnya dan ini dibagi dg nilai
konsentrasi zat dalam plasma maka dapat diketahui jumlah plasma yg telah
dibersihkan.
Bila -
konsentrasi zat dalam urin = Ux mg/ml
- Konsentrasi zat x dalam plasma = Px
mg/ml
- Jumlah urin yang terbentuk = V
ml/menit
Maka : jumlah
seluruh zat x yg dikeluarkan melelui urin
= Ux . V
mg/ml
Jumlah tersebut
berasal dari plasma sebanyak :
Ux
. V
--------------- ml/menit
Px
Ux . V
Sehngga
Clearence zat x (Cx) =
----------------------
Px
Contoh :
Konsentrasi ureum dalm plasma (Pu) = 0,26
mg/ml
Konsentrasi ureum dalam urin (Uu) 18,2
mg.ml
Jumlah urin (V) = 1 ml.menit
18,2 . 1
Clearance Ureum (Cu) = ----------------- =
70 ml/menit
0,26
Bila zat setelah di filtrasi tidak
direabsorpsi dan sekresi seperti inulin maka jumlah inulin yg difiltrasi = sama
dg jumlah inulin dalam urin
GFR
. P inulin = U inulin . V
U Inulin .
V GFR . P inulin
Clearance
Inulin = ------------------ = ------------------= GFR
P inulin P inulin
Maka clearence inulin (zat yg tidak
direabsorpsi dan sekresi) selalu sama dengan GFR dan tidak dipengaruhi oleh
besarnya konsentrasi inulin dalam plasma.
C Inulin
Inulin
125
P Inulin
Bila zat setelah difiltrasi
direabsorpsi (ureum) ® jumlah zat dalam urin lebih sedikit
Clearance zat tersebut lebih kecil dari
GFR/Clearance inulin
C ureum < C inulin
Bila zat
mengalami sekresi setelah difiltrasi ® (PAH) jumlah zat dalam urin lebih besar Clearance zat tsb lebih besar
dari GFR/clearance inulin
CPAH > C inulin
C (ml)
PAH
650
Glukosa suatu zat yg dereabsorpsi
tubulus ® Clearance dibawah
clearance inulin
Inulin
125
Glucose
100 180
500 P (mg%)
Grafik Clearance PAH dan
Glukosa dibandingkan Inulin
Clearance PAH sebagai Suatu Ukuran Aliran Plasma dan
Aliran Darah Melalui Ginjal
525
125
Plasma yg mengalir ke ginjal (renal plasma
650 flow (RPF) = 650 ml/menit, oleh proses
filtrasi (GFR) vol. berkurang 125 ml/mt.
PAH sisa 525
ml/mt akan dialirkan ke
plexus peritubulus
CPAH
® RPF RBF
Bila PAH dalam 525 ml plasma < TmPAH ® seluruh PAH disekresi Darah Vena Tanpa PAH
Jadi CPAH = RPF (650 ml)
Tidak semua plasma yg mengalir ke ginjal
mengalami filtrasi dan sekresi
jadi CPAH = ERPF
ERPF CPAH : Clerance PAH
RPF = --------------------- RPF : Renal Plasma Flow
Extraction Ratio RBF : renal Blood Flow
TmPAH : maks. Tub. Sekresi PAH
ERPF
: Effective Renal Plasma Flow
A - V A : Kons PAH dlm arteri
renalis
Extraction
Ratio =--------------- V :
Kons. PAH dlm vena renalis
A
Extr.
Ratio = ratio dari selisih konsentrasi PAH di arteri renalis dan
vena renalis dengan konsentrasi PAH dalam arteri renalis
untuk PAH kira-kira = 0,91
1
RBF = RPF x
-------------------
1 - Hct Hct : Hematocrit
(persentase vol. sel
darah merah di dalam darah)
Contoh :
UPAH : 2,9 mg/ml
V : 2 ml/menit
PPAH : 0,01 mg/ml
Extraction
Ratio : 0,91
Hematocrit : 45%
U x V 2,9 x 2
ERPF = ------------
= --------------- = 580 ml/menit
P 0,01
ERPF 580
RPF = ------------------------ = ----------- = 637 ml/menit
Extraction Ratio 0,91
1 1
RBF = -------------------------- = 637 x -------- = 1158 ml/menit
1 – Hematocrit 0,55
Clearance Ureum
·
Tubuh setiap hari produksi
ureum 25-30 gr
·
Kadar ureum dalam darah 20-40
mg/100 ml ® tergantung jumlah protei dlm diet (pd gangguan faal ginjal kadarny
sampai 200 mg/100 ml)
·
Penentuan faal ginjal lebih
tepat dg Clearance Ureum Endogen
sebab dg kadar ureum darah banyak kelemahan
Uureum x V
·
Cureum =
--------------------
Pureum
·
Pengukuran Clearance Ureum
Endogen untuk menentukan faal ginjal mempunyai keuntungan :
-
Tdk perlu memasukkan zat/obat pd tubuh penderita
-
Ureum mudah menembus dinding eritrosit sehingga
kadar ureum dalam plasma sama dengan
kadar
ureum dalam darah.
Maka khusus untuk ureum kadar dalam plasma
(Pureum) dapat diganti
dengan kadar ureum dalam
darah
(Bureum)
Uureum x V
Cureum = -----------------------
Bureum
·
Kelemahan penentuan faal
ginjal dengan clearance ureum endogen
adalah permiabilitas ductus colligentes
bagian medulla yg
berubah - ubah oleh pengaruh ADH
Permeabilitas dari tubulus terhadap air, ureum dan NaCl
·
Jika ADH maksimal ® Tub. Colligentes sangat permiabel terhadap air
air dlm lumen terhisap keluar oleh gaya osmosis dari cairan peritubular
jadi bila ADH jumlah urin dan ekskresi ureum clearance ureum
dengan kata lain besarnya clearance ureum tergantung jumlah urin yg diproduksi
Cureum
(ml)
75
2 4 6 8 V (ml/menit)
Hubungan Clerance Ureum
dengan Jumlah Urin
·
Grafik diatas tampak bahwa produksi urin meningkat dari 0 sampai 2
ml/menit ® Cureum meningkat juga, tetapi setelah mencapai lebih dari 2
ml/menit nila Cureum menjadi
konstan. Hal ini disebabkan :
bila produksi urin 2 ml/mt, menggambarkan hidrasi
tubuh cukup sekresi ADH mengalami
hambatan
maksimal & reabsorpsi ureum dlm tub.
Colligentes
sangat minimal. Dengan kata lain jumlah
ureum yg
diekresi konstan dan tidak tergantung
jumlah urin.
Uureum x V
Cureum = -----------------------
Pureum
Cinulin = GFR
Cureum Uureum x V
------------- = ----------------------------
Cinulin Pureum x GFR
Tureum = GFR x Pureum
– Uureum x V
Uureum x V = GFR
x Pureum - Tureum
Cureum GFR x Pureum -
Tureum Tureum
-------------- = ------------------------------ = 1
- --------------------
Cinulin Pureum x GFR Pureum x GFR
Tureum
x Cinulin
Cureum
= Cinulin - -----------------------------
Pureum
x GFR
Tureum
Cureum = Cinulin
- --------------
Pureum
Dari rumus diatas terlihat bila produksi
urin ¯ atau reabsorpsi air oleh karena ADH reabsorpsi ureum juga Cureum
Bila peran ADH minimal yaitu produksi urin
lebih 2 ml/menit Tureum konstan Cureum juga konstan
Bila produksi urin lebih 2 ml/menit ® Cureum yg dihitung dengan rumus :
Uureum x V
Cureum
= --------------------------
Pureum
Disebut
Maximal Ureum Clearance dengan nilai normalnya 75 ml/menit/1,73 m2
luas tubuh
Bila produksi urin kurang 2 ml/menit ,
sulit menentukan clearance urium seorang penderita normal atau tidak ok nilai
normalnya bervariasi tgt jumlah produksi urin.
Bila vol urin diambil akar duanya kemudian
dimasukkan dalam rumus clearance, maka diperoleh nilai clearance ureum relatif
konstan yaitu 54 ml/menit/1,73 m2 luas tubuh dan tidak tergantung
besarnya nilai V.
Clearance ureum ini disebut Standard Ureum Clearance
Uureum x V
Cureum = ------------------------
Pureum
Clearance
Creatinine
·
Tes faal ginjal selain dg Cureum
juga dg Ccreatinine
·
Kadar creatinine dalam darah 1
mg/100 ml
·
Dalam glomerulus sejumlah 125
ml difiltrasi dan dalam tub. Proksimalis terjadi sekresi creatinine dg Tm 15
mg/menit ® Ccreatinin normal 140 ml/menit
Ucr x V
Ccr =
----------------
Pcr
= 140 ml
Karena
creatinine disekresi maka Ccr > GFR
Pada pengukuran Pcr dengan
Spectrophotometry ® adanya zat creatinoid dalam plasma menyebabkan nilai Pcr
meningkat Ccr menurun
Normal Ccr = 75-126 ml
Clearance
Osmotik (Osmotic Clearance)
Uosmotik
x V
Cosmotik = ---------------------------
Posmotik
Cosmotik merupakan gabungan dari semua zat
yang osmotik aktif dan bukan untuk sesuatu zat tertentu
Clearance Air
Bebas (Free Water Clearance)
CH2O =
V – Cosmotik
CH2O
Positif bila
tubuh kelebihan air (hyperhydrosis)
CH2O
Negatif bila tubuh perlu
menghemat pengeluaran air
karena kekurangan air atau kelebihan
solut
(hydropenia)
·
Keadaan ekstrem dimana tubuh kehilangan air atau mendapat air
Keadaan ekstrem dimana tubuh kehilangan air atau mendapat air